MediaIma: Adab Membaca Al-Quran Yang Baik

Kamis

Adab Membaca Al-Quran Yang Baik



بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sobat, setelah sebelumnya Media Ima berbagi aetikel tentang Keutamaan membaca Al-Qur'an, kali ini Media Ima akan berbagi tentang adab membaca Al-Qur'an. Sesuatu apapun sekecil apapun jika kita lakukan sesuai dengan adab dan aturan yang sudah ditetapkan pasti akan berdampak positif dan memberi manfaat yang luar biasa kepada kita kan sobat.

Sebagai muslim kita pasti tahu Al Qur’anul Karim adalah firman Alloh yang tidak mengandung kebatilan sedikitpun. Al Qur’an memberi petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Alloh Ta’ala. 

Sobat, karena itulah tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik kamu adalah orang yg mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Ada beberapa cara adab atau perilaku ketika seorang muslim membaca Al-Quran agar mendapatkan kesempurnaan dan mampu memahami serta meresap apa saja makna yang terkandung dalam tiap ayat Al-Quran , mari kita simak,


Adab Membaca Al-Quran Yang Baik

1. Membersihkan mulut dan menggosok gigi terlebih dahulu dengan siwak

Ini tidak diwajibkan, tapi alangkah baiknya jika dilaksanakan dengan tujuan agar ketika membaca Al-Quran, mulut terasa segar dan wangi dan membaca pun dapat dilakukan enak dan tenang.


2. Mensucikan diri dengan wudhu terlebih dahulu 

Bersuci secara dhohir adalah dengan berwudhu’. Tak layak bagi seorang yang ingin berbincang dengan Tuhannya datang dalam keadaan belum berwudhu’. Berwudhu sebelum menyentuh dan membaca Al-Quran merupakan perilaku penting agar diri ini dalam keadaan suci terhindar dari hadas kecil maupun hadas besar. Karena Al-Quran merupakan Kitab suci yang harus dijaga kebersihan dan kesuciannya, seperti yang dikatakan oleh shahih Imam Haromain berkata ” Orang yang membaca Al-Quran dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, namun dia telah meninggalkan sesuatu yang utama”.(At-Tibyan, hal. 58-59)

Bersuci secara batin adalah ketika kita ingin membaca ataupun mengkaji Al-Qur’an hendaknya kita berusaha untuk mensucikan diri. Bukan hanya mensucikan tubuh dengan berwudhu, namun jiwa ini perlu disucikan agar siap menerima petunjuk Al-Qur’an yang suci. Mustahil kandungan suci Al-Qur’an akan diterima oleh hati dan jiwa yang kotor.


3. Membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah.

Sama seperti adab sebelumnya, cara berlindung kepada Allah pun memiliki dua bentuk. Berlindung secara dhohir dan berlindung secara batin. Dalam firman Allah SWT,

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ -٩٨-

“Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Alloh dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)

Cara berlindung secara dhohir adalah dengan mengucapkan kalimat ini sebelum membaca Al-Qur’an:

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم

"Aku berlindung dari (godaan) setan yang terkutuk"

Dan cara berlindung kepada Allah secara batin adalah dengan benar-benar melawan setan dan berlindung dalam semua perilaku kita dari perintah-perintah setan. Membaca Al-Qur'an dengan suara yang lirih dan khusyu’ sehingga tak perlu mengganggu orang yang sedang melakukan shalat dan tidak menimbulkan sifat Riya’. Bahkan dalam sebuah Hadist Rosululloh shollallohu ‘alaihiwasallam bersabda, “Ingatlah bahwasannya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an).” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim).


4. Membaca dengan suara yang lembut, pelan (tartil), tidak terlalu cepat agar dapat memahami tiap ayat yang dibaca

وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً 

  ... Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.....  (Q.S.Al-Muzammil: 4) .

Rasulullah SAW dalam sabda mengatakan “Siapa saja yang membaca Al-Qur'an sampai selesai (Khatam) kurang dari 3 hari, berarti dia tidak memahami”. (HR. Ahmad dan para penyusun kitab-kitab Sunan). Imam Ali bin Abi tholib pernah berpesan:

لا يكونن هم احدكم اخر السورة

“Jangan sampai yang menjadi perhatian kalian (ketika membaca Al-Qur’an) adalah akhir dari surat (yang kalian baca).”

Bahkan sebagian dari para Sahabat Rasulullah membenci pengkhataman Al-Qur'an sehari semalam, dengan berdasarkan hadits diatas. Rasulullah SAW sendiri menyuruh sahabatnya untuk mengkhatamkan Al-Qur'an setiap 1 minggu (7 hari) (HR. Bukhori dan Muslim) begitu pula yang dilakukan oleh Abdiullah Mas’ud, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit mereka mengkhatamkan Al-Qur'an seminggu sekali.


5. Membaca Al-Qur’an dengan khusyu’, penuh penghayatan, dengan hati yang ikhlas, mampu menyentuh jiwa dan perasaan bila perlu dengan menangis

Allah Ta’ala berfirman: 

إِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ مِن قَبۡلِهِۦۤ إِذَا يُتۡلَىٰ عَلَيۡہِمۡ يَخِرُّونَ لِلۡأَذۡقَانِ سُجَّدً۬ا (١٠٧) وَيَقُولُونَ سُبۡحَـٰنَ رَبِّنَآ إِن كَانَ وَعۡدُ رَبِّنَا لَمَفۡعُولاً۬ (١٠٨) وَيَخِرُّونَ لِلۡأَذۡقَانِ يَبۡكُونَ وَيَزِيدُهُمۡ خُشُوعً۬ا

"Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, (107) dan mereka berkata: "Maha Suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi". (108) Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. (109) (Q.S. al-Isra’: 107-109).

Namun demikian tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk pura-pura menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.


6. Membaguskan suara ketika membaca Al-Quran

Dalam sabda Rasulullah SAW yang berbunyi “Hiasilah Al-Qur'an dengan suaramu.”(HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan, “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam pengertian dari hadits tersebut adalah membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar mengerti makhroj (tanda baca), harakat ( panjang pendeknya bacaan), mengerti tajwid dsb. Sehingga tidak melewatkan hukum dan ketentuan dari membaca Al-Qur'an, bila sudah cukup mengerti lantunan dari tiap-tiap ayat yang dibacakan agar terdengar indah dan menyentuh Qolbu. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan suara di luar kemampuannya.


7. Membaca Al-Qur’an Dengan Duduk Sopan Dan Menghadap Kiblat

Maksudnya adalah untuk lebih menghormati kitabullah Ta’ala dan mengagungkan sya’ir-sya’irnya’ Jika seseorang membacanya dengan berdiri atau sambil  berjalan, hal itu juga diblolehkan. Sebab Rasulullah saw. Selalu berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan.

Boleh juga membaca Al-Qur’an tanpa menghadap kiblat, tidak ada salahnya. Namun, menghadap kiblat lebih mendorong untuk khusu’ dan lebih utama daripada tidak menghadap kearahnya.

Gambar dibawah lebih jelas dan singkatnya lagi mengenai adab membaca Al-Qur'an yang baik,



Itulah sobat, beberapa adab yang perlu diperhatikan ketika kita membaca kitab suci Al-Qur'an. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Jangan lupa baca artikel lainnya ya sobat, terima kasih.

( والله أعلمُ بالـصـواب )

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Source :
http://www.jadipintar.com/2014/03/Cara-Membacal-Quran-Yang-Benar-Sesuai-Sunnah.html
http://www.khazanahalquran.com/adab-membaca-al-quran
http://belajarmembacaalquran.com/adab-membaca-al-quran/
Silahkan Sukai dan Bagikan Artikel Ini :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar