Aku pernah keluar menuju tepi pantai dalam rangka untuk mengawasi atau menjaga kawasan pantai dari kedatangan musuh.Tatkala aku tiba di tepi pantai, tiba-tiba aku telah berada di sebuah dataran lapang dan di dataran tersebut terdapat sebuah kemah yang didalamnya ada seorang yang telah buntung kedua tangan dan kedua kakinya, dan pendengarannya telah lemah, serta matanya telah rabun. Tidak satupun anggota tubuhnya yang bermanfaat baginya kecuali lisannya, orang itu berkata, "Ya Allah, tunjukilah aku agar aku bisa memujiMu, sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan."
Mendengar ucapan itu aku berkata,"Demi Allah aku akan mendatangi orang ini, dan aku akan bertanya kepadanya, bagaimana dia bisa mengucapakan ini. Apakah ia paham dan mengerti apa yang telah diucapkannya itu ? ataukah ucapannya itu merupakan ilham yang diberikan kepadanya ?".
Maka akupun mendatanginya, lalu akupun mengucapkan salam kepadanya,"Aku telah mendengar apa yang telah engkau ucapkan tadi." Orang itu berkata, "Tidakkah engkau melihat apa yang telah dilakukan Rabbku kepadaku ? Demi Allah, seandainya Dia mengirim halilintar kepadaku hingga membakar tubuhku atau memerintahkan gunung-gunung untuk menindihku hingga menghancurkan tubuhku, atau memerintahkan laut untuk menenggelamkan aku, atau memerintahkan bumi untuk menelan tubuhku, maka tidaklah semua itu kecuali semakin membuatku bersyukur kepadaNya, karena Ia telah memberikan kenikmatan kepadaku berupa lidah ini. Namun wahai hamba Allah, engkau telah mendatangi aku, maka aku perlu bantuanmu. Engkau telah melihat kondisiku, aku tidak mampu untuk membantu diriku sendiri atau mencegah diriku dari gangguan, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku memiliki seorang putra yang selalu melayaniku, disaat tiba shalat dia mewudhukanku, jika aku lapar maka dia menyuapiku, jika aku haus maka dia memberi aku minum, namun sudah tiga hari ini aku kehilangan dia. Maka tolonglah aku, carilah kabar tentangnya ! Semoga Allah merahmatimu."
Aku berkata, "Tidaklah seseorang berjalan menunaikan keperluan seseorang saudaranya yang ia memperoleh pahala yang sangat besar di sisi Allah, lantas pahalanya lebih besar dari seseorang yang berjalan untuk menunaikan keperluan dan kebutuhan orang yang seperti engkau."
Maka akupun berjalan mencari putra orang tesebut, aku sampai disebuah gundukan pasir yang tak jauh dari tempat itu.Tiba-tiba aku mendapati putra orang tersebut telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas. Akupun mengucapkan inna lillah wa inna ilaihi roji'uun.
Aku berkata ,"Bagaimana aku mengabarkan hal ini kepada orang tersebut !". maka terlintas dibenakku kisah Nabi Ayyub AS. Lalu aku menemui orang tersebut dan akupun mengucapkan salam kepadanya, lalu ia menjawab salamku dan berkata, "Bukankah engkau adalah orang yang tadi menemani aku ?"
Aku berkata, "Benar". Kemudian ia bertanya , "Bagaimana dengan permintaanku kepadamu untuk membantuku ?"
Akupun berkata kepadanya, "Engkau lebh mulia disisi Allah ataukah Nabi Ayyub AS ?" Ia menjawab, "Tentu Nabi Ayyub as."
"Tahukah engakau cobaan yang telah diberikan Allah kepada Nabi Ayyub AS ? bukankah Allah telah mengujinya dengan hartanya, keluarganya, serta anaknya ?"
Orang itu berkata, "Tentu , aku tahu". Aku bertanya, "Bagaimanakah sikap Nabi Ayyub dengan cobaan tersebut ?"
Ia berkata, "Nabi Ayyub tetap bersabar, bersyukur, dan memuji Allah".
Aku berkata, "Bahkan tidak hanya itu, bahkan ia dijauhi oleh kerabatnya dan sahabat-sahabatnya".
Ia berkata, "Benar."
Aku berkata, "Bagaimana sikapnya ?"
Ia bersabar, bersyukur dan memuji Allah."
Aku berkata, "Tidak hanya itu, Allah menjadikannya sebagai bahan ejekan dan gunjingan orang-orang yang lewat dijalan.
Tahukah engkau akan hal itu ?"
Ia menjawab, "Iya, aku tahu."
Aku berkata, "Bagaimana sikap Nabi Ayyub ?"
Ia berkata, "Ia bersabar, bersyukur, dan memuji Allah. Lanngsung saja jelaskan maksudmu !"
Aku berkata, "Sesungguhnya aku telah menemukan anakmu diantara gundukan pasir dalam keadaan telah diterkam dan dimakan binatang buas. Semoga Allah melipatgandakan pahala bagimu dan membarikan kesabaran kepadamu".
Orang itu berkata, "Segala puji bagi Allah yang tidak menciptakan bagiku keturunan yang bermaksiat kepadaNYA, lalu Ia menyiksanya dengan api neraka."
"inna lillah wa inna ilaihi roji'uun." lanjutnya sembari menarik nafas lalu meninggal dunia. Akupun berkata, "inna lillah wa inna ilaihi roji'uun." Sungguh besar musibahmu.
Orang seperti ini jika aku biarkan begitu saja, maka akan dimakan oleh binatang buas, dan jika aku hanya duduk, maka aku tidak akan bisa melakukan apa-apa. Lalu aku menyelimutinya dengan kain yang ada ditubuhnya dan aku duduk didekat keopalanya sambil menangis.
Tiba-tiba datang kepadaku empat orang dan berkata kepadaku, "Wahai Abdullah ! ada apa denganmu , apa yang telah terjadi ?"
Maka akupun menceritakan kepada mereka apa yang telah aku alami. Lalu mereka berkata, "Bukalah wajah orang itu, siapa tahu aku mengenalnya !"
Segera aku membuka wajahnya, maka merekapun bersungkur mencium keningnya, mencium kedua tagannya, lalu mereka berkata, "Demi Allah, matanya selalu menunduk dari hal-hal yang telah diharamkan oleh Allah. Demi Allah tubuhnya selalu sujud tatkala orang-orang dalam keadaan tidur !"
Aku bertanya kepada mereka, "Siapakah sebenaranya orang ini ?" Mereka menjawab, "Abu Qilabah Al-Jarmi, sahabat Ibnu 'Abbas, ia sangat cinta kepada Allah dan Nabi SAW".
Lalu kamipun memandikannya dan mengkafaninya dengan pakaian yang kami pakai, lalu kami menshalatinya dan menguburkannya. Setelah itu, mereka berpaling dan akupun pergi menuju pos penjagaanku di kawasan perbatasan.
Tatakala tiba malam hari, aku tertidur dan bermimpi melihat ia berada di taman syurga dalam keadaan memakai dua lembar kain dari kain surga sambil membaca firman Allah, "Keselamatan bagi kalian(dengan masuk kedalam surga) karena kesabaran kalian, maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu,"(Q.S. 13:24).
Lalu aku berkata kepadanya, "Bukankah engkau orang yang aku temui ?"
Ia berkata, "Benar".
Aku bertanya, "Bagaimana engkau bisa memperoleh ini semua ?"
Ia berkata, "Sesungguhnya Allah menyediakan derajat-derajat kemuliaan yang tinggi yang tidak bisa diperoleh kecuali dengan sikap sabar tatkala ditimpa bencana, dan rasa syukur tatkala dalam keadaan lapang dan tentram bersama rasa takut kepada Allah, baik dalam kesendirian maupun dalam keramaian."[]
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus