MediaIma

Kamis

Hikmah Dibalik Kisah Elang Dan Kalkun

Hikmah Dibalik Kisah Elang Dan Kalkun

 بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah burung yang menjadi teman yang baik. Dimanapun mereka berada, kedua teman selalu pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi manusia untuk melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas.

Satu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang, "Mari kita turun dan mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah keroncongan nih!". Elang membalas, "Kedengarannya ide yang bagus".

Jadi kedua burung melayang turun ke bumi, melihat beberapa binatang lain sedang makan dan memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka mendarat dekat dengan seekor Sapi. Sapi ini tengah sibuk makan jagung, namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata, "Selamat datang, silakan cicipi jagung manis ini".

Ajakan ini membuat kedua burung ini terkejut. Mereka tidak biasa jika ada binatang lain berbagi soal makanan mereka dengan mudahnya. Elang bertanya, "Mengapa kamu bersedia membagikan jagung milikmu bagi kami?". Sapi menjawab, "Oh, kami punya banyak makanan disini. Tuan Petani memberikan bagi kami apapun yang kami inginkan". Dengan undangan itu, Elang dan Kalkun menjadi terkejut dan menelan ludah. Sebelum selesai, Kalkun menanyakan lebih jauh tentang Tuan Petani.

Sapi menjawab, "Yah, dia menumbuhkan sendiri semua makanan kami. Kami sama sekali tidak perlu bekerja untuk makanan". Kalkun tambah bingung, "Maksud kamu, Tuan Petani itu memberikan padamu semua yang ingin kamu makan?". Sapi menjawab, "Tepat sekali!. Tidak hanya itu, dia juga memberikan pada kami tempat untuk tinggal." Elang dan Kalkun menjadi syok berat!. Mereka belum pernah mendengar hal seperti ini. Mereka selalu harus mencari makanan dan bekerja untuk mencari naungan.

Ketika datang waktunya untuk meninggalkan tempat itu, Kalkun dan Elang mulai berdiskusi lagi tentang situasi ini. Kalkun berkata pada Elang, "Mungkin kita harus tinggal di sini. Kita bisa mendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja. Dan gudang yang disana cocok dijadikan sarang seperti yang telah pernah bangun. Disamping itu saya telah lelah bila harus selalu bekerja untuk dapat hidup."

Elang juga goyah dengan pengalaman ini, "Saya tidak tahu tentang semua ini. Kedengarannya terlalu baik untuk diterima. Saya menemukan semua ini sulit untuk dipercaya bahwa ada pihak yang mendapat sesuatu tanpa imbalan. Disamping itu saya lebih suka terbang tinggi dan bebas mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk menyediakan makanan dan tempat bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya, saya menemukan hal itu sebagai tantangan menarik".


Akhirnya, Kalkun memikirkan semuanya dan memutuskan untuk menetap dimana ada makanan gratis dan juga naungan. Namun Elang memutuskan bahwa ia amat mencintai kemerdekaannya dibanding menyerahkannya begitu saja. Ia menikmati tantangan rutin yang membuatnya hidup. Jadi setelah mengucapkan selamat berpisah untuk teman lamanya Si Kalkun, Elang menetapkan penerbangan untuk petualangan baru yang ia tidak ketahui bagaimana ke depannya.

Semuanya berjalan baik bagi Si Kalkun. Dia makan semua yang ia inginkan. Dia tidak pernah bekerja. Dia bertumbuh menjadi burung gemuk dan malas. Namun suatu hari dia mendengar istri Tuan Petani menyebutkan bahwa Hari raya Thanks giving akan datang beberapa hari lagi dan alangkah indahnya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam. Mendengar hal itu, Si Kalkun memutuskan sudah waktunya untuk pergi dari pertanian itu dan bergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang.

Namun ketika dia berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah tumbuh terlalu gemuk dan malas. Bukannya dapat terbang, dia justru hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya. Akhirnya di Hari Thanks giving keluarga Tuan Petani duduk bersama menghadapi panggang daging Kalkun besar yang sedap.


----------------------------------------------------------------------

Ketika sobat menyerah pada tantangan hidup dalam pencarian keamanan, mungkin sobat sedang menyerahkan kemerdekaan sobat. Dan sobat akan menyesalinya setelah segalanya berlalu dan tidak ada KESEMPATAN lagi.

Seperti pepatah kuno "selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus".


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
[ Kumpulan Cerita Motivasi ]

Adzan Terakhir Bilal bin Rabah Sahabat Nabi


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Semua pasti tahu, bahwa pada masa Nabi, setiap masuk waktu sholat, maka yang mengkumandankan adzan adalah Bilal bin Rabah. Bilal ditunjuk karena memiliki suara yang indah. Pria berkulit hitam asal Afrika itu mempunyai suara emas yang khas. Posisinya semasa Nabi tak tergantikan oleh siapapun, kecuali saat perang saja, atau saat keluar kota bersama Nabi. Karena beliau tak pernah berpisah dengan Nabi, kemanapun Nabi pergi. Hingga Nabi menemui Allah ta’ala pada awal 11 Hijriah. Semenjak itulah Bilal menyatakan diri tidak akan mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Abu Bakar Ra. memintanya untuk jadi mu’adzin kembali, dengan hati pilu nan sendu Bilal berkata: “Biarkan aku jadi muadzin Nabi saja. Nabi telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi.”

Abu Bakar terus mendesaknya, dan Bilal pun bertanya: “Dahulu, ketika engkau membebaskanku dari siksaan Umayyah bin Khalaf. Apakah engkau membebaskanku karena dirimu apa karena Allah?.” Abu Bakar Ra. hanya terdiam. “Jika engkau membebaskanku karena dirimu, maka aku bersedia jadi muadzinmu. Tetapi jika engkau dulu membebaskanku karena Allah, maka biarkan aku dengan keputusanku.” Dan Abu Bakar Ra. pun tak bisa lagi mendesak Bilal Ra. untuk kembali mengumandangkan adzan. 

Kesedihan sebab ditinggal wafat Nabi Saw., terus mengendap di hati Bilal Ra. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia ikut pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria. Lama Bilal Ra tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam, Nabi Saw hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya: “Ya Bilal, wa maa hadzal  jafa’? Hai Bilal, kenapa engkau tak mengunjungiku? Kenapa sampai begini?.” Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke Madinah, untuk ziarah pada Nabi. Sekian tahun sudah dia meninggalkan Nabi.

Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Nabi Saw., pada sang kekasih. Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya. Keduanya adalah cucunda Nabi Saw., Hasan dan Husein. Sembari mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Nabi Saw itu. Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal Ra.: “Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan buat kami? Kami ingin mengenang kakek kami.” Ketika itu, Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja.

Bilal pun memenuhi permintaan itu. Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Nabi Saw masih hidup. Mulailah dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz “Allahu Akbar” dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok nan agung, suara yang begitu dirindukan, itu telah kembali. Ketika Bilal meneriakkan kata “Asyhadu an laa ilaha illallah”, seluruh isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sembari berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar.

Dan saat bilal mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Nabi, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu, madinah mengenang masa saat masih ada Nabi Saw. Tak ada pribadi agung yang begitu dicintai seperti Nabi Saw. Dan adzan itu, adzan yang tak bisa dirampungkan itu, adalah adzan pertama sekaligus adzan terakhirnya Bilal Ra, semenjak Nabi Saw wafat. Dia tak pernah bersedia lagi mengumandangkan adzan, sebab kesedihan yang sangat segera mencabik-cabik hatinya mengenang seseorang yang karenanya dirinya derajatnya terangkat begitu tinggi. Semoga kita dapat merasakan nikmatnya Rindu dan Cinta seperti yang Allah karuniakan kepada Sahabat Bilal bin Rabah Ra. Aamiin


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين


[ Kisah Nabi dan Sahabat ]

Sebuah Kisah Hikmah Dibalik Sholat Tahajud

Sebuah Kisah Hikmah Dibalik Sholat Tahajud

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sewaktu si fulan esok harinya akan melaksanakan test interview untuk sebuah pekerjaan pada jam 9.30 pagi esok hari, nenek si fulan pun sehari sebelumnya menyarankan untuk shalat tahajud pada malam harinya. Dikarenakan bangun malam pada malam hari, maka sifulan ini mengantuk, eh… ketiduran, malah sampai Orion dan ketika dilihat sudah jam 11.00 maka tidak sampailah dia di Wisma Nugra Santana, tempat dimana dia seharusnya interview, dan menggerutulah dia sambil menyalahkan neneknya.

Kemudian menyebranglah dia untuk berganti bis untuk pulang sambil terus dalam hatinya menyalahkan neneknya, karena ternyata tahajudnya tadi malam itu malah menyulitkannya hari ini, bukan memudahkan dia untuk lulus … tapi benarkah ???

Sesaat kemudian ada seseorang laki-laki yang berdasi dilonggarkan seperti kelelahan, dan berjas safari masuk. karena tidak punya tempat duduk dan dia berdiri didekat sifulan, maka sifulan ini mempersilahkan laki-laki itu untuk duduk, kemudian terjadilah percakapan

"Dari mana pak, kok kayaknya kecapean?"

"ini, sopir saya nggak bisa mengantar saya kekantor, karena harus mengantar istrinya, lalu mobilnya malah rusak sekalian, dan ketika saya perbaiki, ada beberapa kunci yang belum dimasukkan ke bagasi oleh sopir saya, jadinya malah nggak bisa apa-apa, mending saya kekantor pakai bis saja…"

"Lalu ade sendiri mau kemana?"

"Iya nih pak… saya juga sebenarnya mau interview, di Nugra Santana, tapi karena tahajud tadi malam, malah ketiduran sampe sini."

"Saya juga mau ke Nugra Santana, memangnya interview dimana dek?" sambil berfikir bahwa sifulan ini baik juga ahlaknya karena mau tahajud

"di PT.XXXX pak" jawab si fulan.

Cuma dalam hitungan detik , bapak itu mencoba melihat formulir dari si fulan. dan kemudian dilihatnya sesuatu yang menarik baginya, lalu dikatannya kepada si fulan.

"Dek, anda tahu? formulir pemanggilan ini yang ditanda tangani ini adalah formulir dari PT saya, dan sayalah yang bertanda tangan dibawah ini untuk memanggil adek…"

Tanpa fikir panjang lagi, laki-laki itu memutuskan, sifulan pun langsung bisa masuk menjadi karyawan PT itu, tanpa susah susah wawancara. Subhanallah. …

Kemudian ketika sifulan mengikuti bapak itu untuk masuk kekantornya, kan banyak orang yang lagi duduk nunggu untuk wawancara, mungkin dalam hati ada senyum kemenangan sambil berujar pada hatinya, " pada kagak tahajjud sih lu pada…"hehehee….. ..

So, mari biasakan diri kita untuk selalu tahajud. Semangat,,!!!
Semoga kisah ini menginspirasi kita semua yah sobat, aamiin.


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Sebuah Kisah Hikmah Dibalik Sholat Tahajud

[ Kumpulan Cerita Motivasi ]

Rabu

Kisah Sukses Aristotle Onassis

Kisah Sukses Aristotle Onassis

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Aristotle Onassis adalah salah seorang pebisnis berdarah Yunani dan diantara kesepuluh orang kaya, Aristotle Onassis memiliki kekayaan luar biasa, yang dihitung dalam miliaran, bukannya jutaan. Konon, ia lahir dari sebuah keluarga miskin, yang hidupnya selalu kekurangan.

Konon, ayahnya adalah penjaja dagangan buatan sendiri dari pintu ke pintu, dan ibunya pembantu rumah tangga. Onassis tidak pernah mencoba meluruskan pendapat orang banyak tentang masa lalunya, sekurang-kurangnya dimuka umum.

karena kisah-kisah seperti itu biasanya malah menambah cemerlang aura misteri yang mengelilingi dirinya. Ia selalu menyadari pentingnya citra diri seseorang dalam meraih sukses, suatu hal yang merupakan Rahasia suksesnya.

Onassis dilahirkan di Smyrna, Kesultanan Ottoman (sekarang Izmir, Turki) pada sebuah keluarga kelas menengah keturunan Yunani. Pada saat kelahirannya, Smyrna memiliki populasi orang Yunani berjumlah cukup besar dan berkehidupan yang lebih dari cukup. 

Setelah dikuasai oleh Yunani dari tahun 1919 hingga 1922 sebagai hasil dari kemenangan tentara Sekutu Perang Dunia I, kota tersebut direbut kembali oleh Turki. Akibatnya, Keluarga Onassis kehilangan harta bendanya dan memaksa mereka untuk pindah ke Yunani sebagai pengungsi.

Di tahun 1923, Aristoteles Onassis meninggalkan Yunani untuk pergi ke Argentina dengan hanya (menurut cerita dari mulut ke mulut) membawa uang 63 dollar. Setelah melalui masa-masa yang sulit, ia mampu menghidupkan kembali bisnis tembakau keluarganya. 

Di tahun 1925, ia mendapatkan kewarganegaraan Argentina dan Yunani. Setelah terlibat dalam berbagai kegiatan wiraswasta dengan semangat dan determinasi untuk sukses, ia akhirnya berhasil menjadi pengusaha kelas dunia setelah mampu mencetak penghasilan satu juta dollar pertamanya dalam usianya ke-25, dengan memiliki kapal-kapal komersial, kapal tanker dan kapal penangkap ikan paus.

Onassis mendirikan Olympic Airways (sekarang Olympic Airlines), maskapai penerbangan nasional Yunani, di tahun 1957.

Onassis menikahi Athina Livanos, putri raja kapal Stavros Livanos, pada tanggal 28 Desember 1946. Putra mereka, Alexander (lahir 30 April 1948, wafat 23 Januari 1973) dan putri mereka Christina (lahir 11 Desember 1950, wafat 19 November 1988) kedua-duanya lahir di New York City. Setelah perceraian mereka, Athina menikahi suami saudara perempuannya yang meninggal (dan rival utama Onassis dalam dunia pelayaran), Stavros Niarchos.

Onassis kemudian menikahi diva opera Maria Callas dan Jacqueline Kennedy sebelum akhirnya meninggal dunia dalam usia 69 tahun pada tanggal 15 Maret 1975 di Neuilly-sur-Seine, Perancis.(Sumber:wikipedia.org/wiki/Aristoteles_Onassis)

Ingin sukses dan kaya raya seperti Aristotle Onassis? Berikut adalah Rahasia yang menjadi kunci sukses Aristotle Onassis. Intisari dari perjalan suksesnya. Berikut "surat wasiat" Aristotle Onassis:

  • Jaga badanmu agar tetap sehat. Banggalah dengan fisik yang kita punya. Jangan risaukan hal-hal kecil, kita tidak sejelek seperti apa yang kita bayangkan.
  • Jaga kulitmu agar tetap sehat. Karena kulit yang sehat akan tampak seperti orang yang banyak uang.
  • Usahakan tersenyum, jangan suka cemberut. Perlihatkan bahwa segalanya beres. Dan, tunjukkan bahwa hidupmu sehari-hari selalu tampak menyenangkan.
  • Jaga penampilanmu. Jangan pernah memperlihatkan dan menceritakan kemelaratanmu kepada siapapun. Karena biasanya orang benci pada orang yang melarat.
  • Jangan tidur terlalu banyak. Kalau dapat mengurangi tidur 3 jam sehari, maka dalam setahun akan menambah waktu 1,5 bulan untuk meraih sukses.
  • Makan secukupnya dan hindari makan enak. Jangan makan sambil bicara bisnis, tunggu sampai selesai dulu. Jangan menghabiskan waktu berjam-jam di meja makan selagi ada pekerjaan mendesak, yang menanti untuk segera diselesaikan.
  • Kalau tidak punya modal, pinjam dulu dalam jumlah besar. Jangan meminjam dalam jumlah sedikit. Lalu segera kembalikan, jangan sekali-kali menunda jadwal pembayaran. Ini menyangkut reputasi, buat pemodal atau Bank percaya padamu.
  • Pilihlah teman yang dapat mendorong prestasimu. Dan, berusahalah terus sampai berhasil. Hindari orang yang suka mematahkan semangatmu.
  • Dengarkan orang lain. Buatlah orang lain merasa senang. Hormati mereka, maka kita akan dihormati oleh semua orang. Ini adalah kunci suksesku yang utama.


Itulah "surat wasiat" Aristotle Onassis yang jka kita cermati mempunyai pesan positif yang dalam dan tentu saja jika diterapakan dalam kehidupan sehari-hari akan sangat bagus dan sangat membantu kita dalam menggapai kesuksesan. Semoga bermanfaat.

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Kisah Sukses Aristotle Onassis

[ Source : Kumpulan Cerita Motivasi ]

Filosofi Memanah yang Menginspirasi

Filosofi Memanah yang Menginspirasi

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Alkisah, di suatu senja yang kelabu, tampak sang raja beserta rombongannya dalam perjalanan pulang ke kerajaan dari berburu di hutan. Hari itu adalah hari tersial yang sangat menjengkelkan hati karena tidak ada satu buruan pun yang berhasil dibawa pulang. Seolah-olah anak panah dan busur tidak bisa dikendalikan dengan baik seperti biasanya.

Setibanya di pinggir hutan, raja memutuskan beristirahat sejenak di rumah sederhana milik seorang pemburu yang terkenal karena kehebatannya memanah. Dengan tergopoh-gopoh, si pemburu menyambut kedatangan raja beserta rombongannya.

Setelah berbasa-basi, tiba-tiba si pemburu berkata, "Maaf baginda, sepertinya baginda sedang jengkel dan tidak bahagia. Apakah hasil buruan hari ini tidak memuaskan baginda?"

Bukannya menjawab pertanyaan, sang raja malah beranjak menghampiri sebuah busur tanpa tali yang tergeletak di sudut ruangan. "Pemburu, kenapa busurmu tidak terpasang talinya? Apakah engkau sudah tidak akan memanah lagi?" tanya sang raja dengan nada heran dan terkejut.

"Bukan begitu baginda, tali busur memang sengaja hamba lepas agar busur itu bisa ‘istirahat'. Jadi, ketika talinya hamba pasang kembali, busur itu tetap lentur untuk melontarkan anak panahnya. Karena berdasarkan pengalaman hamba, tali busur yang tegang terus menerus, tidak akan bisa dipakai untuk memanah secara optimal".

"Wah, hebat sekali pengetahuanmu! Ternyata itu rahasia kehebatan memanahmu selama ini ya," kata baginda.

"Memang, kami turun temurun adalah pemburu. Dan pelajaran seperti ini sudah ada sejak dari dulu. Untuk memaksimalkan alat berburu, kebiasaan seperti itulah yang harus hamba lakukan. Mohon maaf baginda, masih ada pelajaran lainnya yang tidak kalah penting yang biasa kami lakukan."

"Apa itu?" tanya baginda penasaran.

"Menjaga pikiran. Karena sehebat apapun busur dan anak panahnya, bila pikiran kita tidak fokus, perasaan kita tidak seirama dengan tangan, anak panah dan busur, maka hasilnya juga tidak akan maksimal untuk bisa mencapai sasaran buruan yang kita inginkan".

Mendengar penjelasan si pemburu, tampak sang raja terkesima untuk beberapa saat. Tiba-tiba tawa sang raja memenuhi ruangan. "Terima kasih sobat. Terima kasih. Hari ini rajamu mendapat pelajaran yang sangat berharga dari seorang pemburu yang hebat."

Setelah cukup beristirahat, raja pun berpamitan pulang dengan perasaan gembira. Dan timbul keyakinan, lain kali pasti akan berhasil lebih baik.

-------------------------------------------------------------------

Kita butuh keahlian dalam mengatur irama kerja dan saat kapan kita harus beristirahat, agar keefektivitasan kerja tetap terjaga. Dan, kemampuan (untuk) fokus dalam melakukan segala kegiatan harus mampu kita bina dan tumbuh kembangkan.

Dengan kemampuan mengunakan dua kekuatan tadi, tentu kita akan menjadi manusia yang efektif dalam menggeluti usaha dan pasti (hasilnya) akan maksimal dan memuaskan.


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
[Source : Kumpulan Cerita Motivasi ]

Kisah Teladan Gadis Pemerah Susu

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Mungkin kisah ini sudah tak asing lagi oleh sebagian sobat, namun pesan yang terkandung didalamnya yang akan mengingatkan kita semua bahwa kejujuran itu adalah harta yang tak ternilai harganya.

Kisah Teladan Gadis Pemerah Susu

Pada zaman pemerintahan Umar bin Khathab hiduplah seorang janda miskin bersama seorang anak gadisnya di sebuah gubuk tua di pinggiran kota Mekah. Keduanya sangat rajin beribadah dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Setiap pagi, selesai salat subuh, keduanya memerah susu kambing di kandang. Penduduk kota Mekah banyak yang menyukai susu kambing wanita itu karena mutunya yang baik.

Pada suatu malam, Khalifah Umar ditemani pengawalnya berkeliling negeri untuk melihat dari dekat keadaan hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Setelah beberapa saat berkeliling, sampailah khalifah di pinggiran kota Mekah. Beliau tertarik melihat sebuah gubuk kecil dengan cahaya yang masih tampak dari dalamnya yang menandakan bahwa penghuninya belum tidur. Khalifah turun dari kudanya, lalu mendekati gubuk itu. Samar-samar telinganya mendengar percakapan seorang wanita dengan anaknya.

”Anakku, malam ini kambing kita hanya mengeluarkan susu sedikit sekali. Ini tidak cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan kita besok pagi,” keluh wanita itu kepada anaknya.

Dengan tersenyum, anak gadisnya yang beranjak dewasa itu menghibur, ”Ibu, tidak usah disesali. Inilah rezeki yang diberikan Allah kepada kita hari ini. Semoga besok kambing kita mengeluarkan susu yang lebih banyak lagi.”

”Tapi, aku khawatir para pelanggan kita tidak mau membeli susu kepada kita lagi. Bagaimana kalau susu itu kita campur air supaya kelihatan banyak?”

”Jangan, Bu!” gadis itu melarang. ”Bagaimanapun kita tidak boleh berbuat curang. Lebih baik kita katakan dengan jujur pada pelanggan bahwa hasil susu hari ini hanya sedikit. Mereka tentu akan memakluminya. Lagi pula kalau ketahuan, kita akan dihukum oleh Khalifah Umar. Percayalah, ketidakjujuran itu akan menyiksa hati.”

Dari luar gubuk itu, Khalifah Umar semakin penasaran ingin terus mendengar kelanjutan percakapan antara janda dan anak gadisnya itu.

”Bagaimana mungkin khalifah Umar tahu!” kata janda itu kepada anaknya. ”Saat ini beliau sedang tertidur pulas di istananya yang megah tanpa pernah mengalami kesulitan seperti kita ini?”

Melihat ibunya masih tetap bersikeras dengan alasannya, gadis remaja itu tersenyum dengan lembut dan berkata, ”Ibu, memang Khalifah tidak melihat apa yang kita lakukan sekarang. Tapi Allah Maha Melihat setiap gerak-gerik makhluknya. Meskipun kita miskin, jangan sampai kita melakukan sesuatu yang dimurkai Allah.”

Dari luar gubuk, khalifah tersenyum mendengar ucapan gadis itu. Beliau benar-benar kagum dengan kejujurannya. Ternyata kemiskinan dan himpitan keadaan tidak membuatnya terpengaruh untuk berbuat curang. Setelah itu khalifah mengajak pengawalnya pulang.

Keesokan harinya, Umar memerintahkan beberapa orang untuk menjemput wanita pemerah susu dan anak gadisnya untuk menghadap kepadanya. Beliau ternyata bermaksud menikahkan putranya dengan gadis jujur itu.

Sungguh sebuah teladan bagi kita semua, bahwa kejujuran karena takut kepada Allah adalah suatu harta yang tak ternilai harganya. Mungkin ini yang sulit kita dapatkan dijaman sekarang.


“Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik dan berlaku jujur.” [HR. Tirmidzi no. 1210 dan Ibnu Majah no. 2146. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib 1785 mengatakan bahwa hadits tersebut shahih lighoirihi (shahih dilihat dari jalur lainnya).]

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” [HR. Muslim no. 2607.]

“Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.” [HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.]


Jujur adalah suatu kebaikan sedangkan dusta (menipu) adalah suatu kejelekan. Yang namanya kebaikan pasti selalu mendatangkan ketenangan, sebaliknya kejelekan selalu membawa kegelisahan dalam jiwa.

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
[ Source : Cerita Motivasi Islami ]

Jumat

Hikmah Dibalik Do'a yang Belum Terkabul


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Ada seseorang yang rajin berdoa, minta sesuatu kepada Allah. Orangnya sholeh. Ibadahnya baik. Tapi doa tak kunjung terkabul. Sebulan menunggu masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan juga belum. Tetap dia berdoa. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum terkabul juga.

Dia melihat teman kantornya. Orangnya biasa saja. Tak istimewa. Sholat masih bolong-bolong. Kelakuannya juga sering tidak beres, sering menipu, bohong sana-sini. Tapi anehnya, apa yang dia doakan, semuanya dipenuhi. Orang sholeh ini pun heran.

Akhirnya, dia pun datang ke seorang ustadz. Ceritalah dia permasalahan yang sedang dihadapi. Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah dapat apa yang dia inginkan.

Tersenyumlah ustadz ini. Bertanyalah si ustadz ke orang ini. "Kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen musiknya gak bener, suaranya fals, bagaimana?"

Orang sholeh tadi menjawab, "Segera saya kasih pak ustadz, tak tahan melihat dan mendengarkan dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula". 

Ustadz bertanya lagi "Kalau pengamennya yang datang rapi, main musiknya enak, suaranya empuk, bawain lagu yang kamu suka, bagaimana ?" 

Orang saleh segera menjawab "Wah, kalau yang begitu, saya dengarkan ustadz. Saya biarkan dia menyanyi sampai habis. Lama pun tidak masalah. Kalau perlu saya suruh nyanyi lagi. Nyanyi sampai sealbum pun saya rela".

Orang saleh tadi menambahkan "Kalau pengamen tadi saya kasih 500, yang ini 10.000 juga berani, ustadz". 

Pak ustadz pun tersenyum. "Begitulah nak. Allah ketika melihat engkau, yang sholeh, datang menghadap-Nya, Allah betah mendengarkan doamu. Melihat kamu. Dan Allah ingin sering bertemu kamu dalam waktu yang lama. Bagi Allah, memberi apa yang kamu mau itu gampang banget. Tapi Dia ingin menahan kamu agar khusyuk, agar dekat dengan Dia. Coba bayangkan, kalau doamu cepat dikabulkan, apakah kamu akan sedeket ini ? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yang kamu minta. Beda sama temenmu itu. Allah tidak mau kayaknya, dia deket-deket dengan Allah. Sudah dibiarkan bergelimang dosa saja dia ini. Makanya Allah buru-buru kasih saja apa yang ia mau. Sudah. Jatahnya ya segitu saja. Tak nambah lagi. Dan yakinlah, kalaupun apa yang kamu minta ternyata tidak Allah kasih sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat, nak. Sebaik-baik pembalasan adalah jatah surga untuk kita. Bahkan tidak akan terasa kurang kita di situ".

Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar, sudah berprasangka buruk kepada Allah. Padahal Allah benar-benar sangat menyayanginya. Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi kita semua... Aamiin ya rabb.

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
[ Cerita Motivasi Islami ]